Anak kami, Thea, memberi kejutan manis saat menerima raport sementer
ganjil kemarin. Anak pertama kami yang baru kelas 1 SD itu ternyata
menyabet rangking satu.
Wow! Saya terlambat menerima kabar
gembira ini karena tidak menyaksikan langsung. Papanya yang menghadiri
penerimaan raport, karena saya sibuk di kantor.
"Mama, emangnya aku menang lomba apa? Kok dapat piagam," tanya si kriting, nama panggilan sayang di rumah.
Dalam
persepsi Thea, kalau mendapat hadiah, pasti menang lomba mewarnai,
menari, membaca kitab suci, dan lomba senam. Maklum saja dia pernah
mendapat piala karena menang lomba senam.
Dengan senyum
yang lebar saya menjelaskan kepadanya piagam yang dia terima merupakan
penghargaan yang diberikan sekolah kepadanya karena Thea rajin belajar.
Juara satu merupakan kejutan bagi kami orangtua.
Meskipun
kami tidak menuntut harus juara, karena kami sepakat untuk memberikan
kesempatan dia untuk berproses sesuai dengan kemampuannya. Saya dan
papannya cukup banga dengan kemampuan belajarnya.
Sebagai
penghargaan, sekolah memberikan beasiswa kepada anak kami. Berupa gratis
SPP (Sumbangan Pengembangan Pendidikan) dan buku paket selama semester
genap.
Salut melihat anak kami yang baru berumur 6, 6
tahun sudah mendapat beasiswa. Karena apabila di bandingan dengan saya
dan papanya, baru mendapat beasiswa ketika sudah SMA dan kuliah.
Cara
saya mendampingi Thea belajar tidak jauh berbeda dengan orangtua pada
umumnya. Saya duduk di sampingnya ketika dia mengerjakan PR (pekerjaan
Rumah).
Namun hal yang paling saya tekankan dalam
mendampingi dia dalam belajar, kemandirian dan tanggung jawabnya.
Sesulit apapun PR-nya saya tidak akan mengerjakan untuk dia.
Sebagai
contoh ketika ada PR prakarya, mereka ditugaskan membuat gambar jeruk
dari perpaduan beras dan kacang hijau. Saya hanya menyiapkan bahan-bahan
yang diperlukan.
Sedangkan untuk membuat lingkaran gambar
jeruk, menempel beras, dan kacang hijau, dia lakukan sendiri. Beras
diberi warna oranye menggunakan pewarna makanan dan dia lakukan sendiri.
Sementara kacang hijau di gunakan sebagai daun dan tangkai untuk gambar jeruk. Bahan-bahan tadi direkatkan dengan lem.
Saat
dia mengerjakan gambar buah jeruknya, saya duduk di sampingnya sambil
sekali-kali melirik pekerjaannya. Walaupun hasilnya miring sana-sini dan
tidak rapi, tetapi dia banga dengan hasil karyanya sendiri.
Ketika
ulangan harian dan ulangan umum, saya mendampinginya mempelajari materi
dan membuat beberapa soal latihan. Tujuannya agar membiasakan dia dalam
mengerjakan soal-soal ulangan.